disini tempatnya buat para penggemar semua kebudayaan jepang....bagi kalian yg merasa japan freak.....gabung yuk ma kita-kita.....disini kita bisa berbagi info seputar jepang....mohon bantuannya yah |
|
| Japan Info | |
| | Pengirim | Message |
---|
Yotsuba~! moderator
Jumlah posting : 204 Points : 268 Reputation : 1 Join date : 20.06.09 Age : 34 Lokasi : Bogor
| Subyek: Festival Tanabata 25/6/2009, 19:00 | |
| etoo~~ sering denger tanabata kan... ne info tentang tanabata~~~ Legenda Tanabata di Jepang Mengisahkan bintang Vega yang merupakan bintang tercerah dalam rasi bintang Lyra sebagai Orihime (Shokujo), putri Raja Langit yang pandai menenun. Bintang Altair yang berada di rasi bintang Aquila dikisahkan sebagai sebagai penggembala sapi bernama Hikoboshi (Kengyū). Hikoboshi rajin bekerja sehingga diizinkan Raja Langit untuk menikahi Orihime. S uami istri Hikoboshi dan Orihime hidup bahagia, tapi Orihime tidak lagi menenun dan Hikoboshi tidak lagi menggembala. Raja Langit sangat marah dan keduanya dipaksa berpisah. Orihime dan Hikoboshi tinggal dipisahkan sungai Amanogawa (galaksi Bima Sakti) dan hanya diizinkan bertemu setahun sekali di malam hari ke-7 bulan ke-7. Kalau kebetulan hujan turun, sungai Amanogawa menjadi meluap dan Orihime tidak bisa menyeberangi sungai untuk bertemu suami. Sekawanan burung kasasagi terbang menghampiri Hikoboshi dan Orihime yang sedang bersedih dan berbaris membentuk jembatan yang melintasi sungai Amanogawa supaya Hikoboshi dan Orihime bisa menyeberang dan bertemu. PerayaanPerayaan dilakukan di malam ke-6 bulan ke-7, atau pagi di hari ke-7 bulan ke-7. Sebagian besar upacara dimulai setelah tengah malam (pukul 1 pagi) di hari ke-7 bulan ke-7. Di tengah malam bintang-bintang naik mendekati zenith, dan merupakan saat bintang Altair, bintang Vega, dan galaksi Bima Sakti paling mudah dilihat. Kemungkinan hari cerah pada hari ke-7 bulan ke-7 kalender Tionghoa lebih besar daripada 7 Juli yang masih merupakan musim panas. Hujan yang turun di malam Tanabata disebut Sairuiu (洒涙雨 ?), dan konon berasal dari air mata Orihime dan Hikoboshi yang menangis karena tidak bisa bertemu. Festival Tanabata dimeriahkan tradisi menulis permohonan di atas tanzaku atau secarik kertas berwarna-warni. Tradisi ini khas Jepang dan sudah ada sejak zaman Edo. Kertas tanzaku terdiri dari 5 warna (hijau, merah, kuning, putih, dan hitam). Di Tiongkok, tali untuk mengikat terdiri dari 5 warna dan bukan kertasnya. Permohonan yang dituliskan pada tanzaku bisa bermacam-macam sesuai dengan keinginan orang yang menulis. Kertas-kertas tanzaku yang berisi berbagai macam permohonan diikatkan di ranting daun bambu membentuk pohon harapan di hari ke-6 bulan ke-7. Orang yang kebetulan tinggal di dekat laut mempunyai tradisi melarung pohon harapan ke laut sebagai tanda puncak perayaan, tapi kebiasaan ini sekarang makin ditinggalkan orang karena hiasan banyak yang terbuat dari plastik. | |
| | | Yotsuba~! moderator
Jumlah posting : 204 Points : 268 Reputation : 1 Join date : 20.06.09 Age : 34 Lokasi : Bogor
| Subyek: Japan Info 23/7/2009, 08:24 | |
| Kaisar: Akihito (1989)
Perdana Menteri: Taro Aso (2008)
Bahasa: Jepang
Etnis / ras: 99% Jepang, Korea, Cina, Brazillian, Filipina, lainnya 1% (2004)
Agama: Shintoist dan Budha 84%, lainnya 16% (termasuk Kristen 0,7%)
Mata uang : Yen | |
| | | kiba otaku
Jumlah posting : 46 Points : 50 Reputation : 0 Join date : 08.07.09 Age : 34 Lokasi : Zimbabwe
| Subyek: Nilai sebuah HARAKIRI 27/7/2009, 16:22 | |
| Bunuh diri (harakiri) sudah menjadi salah satu "tradisi" di negara sakura ini. Umumnya harakiri dilakukan dengan cara menusukan samurai ke perut sang pelaku hingga tewas http://uk.youtube.com/watch?v=N6RB62gHO6U&feature=related. Akan tetapi, "tradisi" ini makin berkembang dengan beragam cara, mulai dari menusukkan samurai, menenggak racun, gantung diri, menabrakan diri di kereta, hingga loncat dari ketinggian tertentu yang mematikan. Bahkan di tahun 1945 saat Perang Dunia ke-II, Harakiri berkembang menjadi sebuah adegan yang lebih dahsyat. Para pilot jepang menabrakan dirinya ke kapal-kapal sekutu untuk menghambat pergerakan musuh yang semakin dekat ke Jepang. Gerakan ini dikenal dengan nama "Kamikaze" (angin yang besar). Kamikaze - pun tiada lain adalah harakiri yang diwujudkan dalam bentuk super "heroik". Harakiri menjadi sebuah "fenomena" menarik untuk 'dikaji' mengingat bagi saya banyak values yang terkandung di dalamnya. Lepas dari pandangan kita bahwa tindakan tersebut tentulah tidak "wajar". Di berbagai negara lain, termasuk Indonesia, tindakan bunuh diri juga acap kali muncul. Pun juga di negara-negara maju lainnya. Lalu apa yang membuat "harakiri" menjadi lebih unik untuk dibahas ? Bagi saya, motif "harakiri" itu yang membuat perbuatan ini menjadi banyak "nilai" untuk diserap. Saya mengamati, setidaknya ada tiga motif dibalik bunuh diri ini : PERTAMA : motif HARGA DIRI. dengan motif ini, para samurai dulu melakukan bunuh diri demi menjaga harga dirinya. Tindakan kamikaze di saat PD II pun saya golongkan dalam motif ini. Jepang tidak ingin sejengkal pun tanah mereka di injak oleh AS dan sekutunya, hingga dengan cara apapun, pergerakan musuh mereka harus ditahan. Kisah pertempuran di Iwojima (Letters from Iwojima) menunjukkan heroisme tentara Jepang yang melakukan pertempuran hingga titik tenaga dan titik darah terakhir mereka. Satu lagi yang menarik, dalam film "The Last Samurai", Ken Watanabe yang berperan sebagai seorang samurai melakukan adegan harakiri demi menjaga harga dirinya ketimbang bertekuk lutut pada tentara http://uk.youtube.com/watch?v=zz68_xDww2ov=zz68_xDww2o. Tidak aneh, para korban-korban harakiri tersebut mendapatkan penghormatan yang besar dari masyarakat, termasuk dari orang yang pada masa hidup tidak menyukainya. KEDUA : motif MALU. Motif ini paling dominan dilakukan oleh pelaku harakiri di masa kini. Motif "tidak bisa menahan malu" dilakukan oleh berbagai kelompok masyarakat, mulai dari pejabat, akademisi, hingga rakyat biasa. Tahun 2007 kita masih ingat "kejutan" di jajaran Kabinet Shinzo Abe (PM Jepang pengganti Koizumi) dengan tewasnya Menteri Pertanian mereka akibat kasus bunuh diri. Diyakini, tindakan tersebut dilakukan karena Sang Menteri tidak bisa menahan malu akibat skandal kasus korupsi yang diduga (masih dugaan) membelitnya. Di tahun yang 2006, seorang professor (associate) tewas bunuh diri di dalam laboratoriumnya (kasus di kampus kami, Osaka University) yang diduga melakuka pemalsuan data risetnya dalam sebuah jurnal ilmiah terkemuka dibidang bioscience. Kasusnya kemudian diangkat Majalah Nature, majalah nomor wahid dalam bidang science, dalam sebuah artikel "Mysteri surrounds lab death" http://www.nature.com/nature/journal/v443/n7109/full/443253a.html. Kelompok pelaku bunuh diri ini didorong oleh ketidak mampuan mereka menahan malu akibat kasus-kasus yang menimpanya. KETIGA : motif BALAS DENDAM. Pada kasus ini, biasanya dilakukan oleh seseorang yang kecewa pada keluarganya. Misal seorang anak yang merasa tidak diperlakukan adil, dan lain sebagainya. Tindakan bunuh diri dilakukan dengan menabrakan diri pada kereta api. Dengan tindakan seperti ini, umumnya keluarga sipelaku akan kerepotan karena dikenai tuntutan mengganggu ketertiban umum. Keluarga pelaku akan dituntut membayar ganti rugi oleh perusahaan kereta akibat keterlambatan yang disebabkan oleh peristiwa tabrakan tersebut. Bukan hanya itu, keluarga pelaku juga harus menanggung kerugian dan meminta maaf pada semua penumpang yang merasa dirugikan dengan kejadian ini. Repotnya keluarga inilah mungkin yang dimaksudkan dengan upaya “balas dendam” si pelaku. Dari TIGA MOTIF di atas, menjadi menarik jika kita cermati bahwa tidak satu pun pelaku bunuh diri melakukan harakiri karena himpitan ekonomi atau kesusahan. Tidak ada orang yang serta merta gantung diri akibat tidak bisa membeli beras atau kendala ekonomi lainnya. Inilah yang membedakan dengan banyaknya bunuh diri di Indonesia. Rata-rata, kasus bunuh diri di negeri kita lebih banyak didorong oleh himpitan ekonomi. Adanya anak yang gantung diri akibat tidak bisa membeli buku sekolah, ibu yang membunuh anaknya, dan seterusnya. Ekonomi masih menjadi motif utama kasus-kasus bunuh diri di negara kita. Meskipun tentu, beberapa kasus didorong oleh motif di luar ekonomi. | |
| | | Yotsuba~! moderator
Jumlah posting : 204 Points : 268 Reputation : 1 Join date : 20.06.09 Age : 34 Lokasi : Bogor
| Subyek: Bon Odori.. 28/7/2009, 21:30 | |
| Acara menari bersama yang disebut Bon Odori (盆踊り ?, tari Obon) dilangsungkan sebagai penutup perayaan Obon. Pada umumnya, Bon Odori ditarikan bersama-sama tanpa mengenal jenis kelamin dan usia di lingkungan kuil agama Buddha atau Shinto. Konon gerakan dalam Bon Odori meniru arwah leluhur yang menari gembira setelah lepas dari hukuman kejam di neraka.
Bon Odori merupakan puncak dari semua festival musim panas (matsuri) yang diadakan di Jepang. Pelaksanaan Bon Odori memilih saat terang bulan yang kebetulan terjadi pada tanggal 15 Juli atau 16 Juli menurut kalender Tempō. Bon Odori diselenggarakan pada tanggal 16 Juli karena pada malam itu bulan sedang terang-terangnya dan orang bisa menari sampai larut malam.
Belakangan ini, Bon Odori tidak hanya diselenggarakan di lingkungan kuil saja dan penyelenggaranya sering tidak ada hubungan sama sekali dengan organisasi keagamaan. Bon Odori sering dilangsungkan di tanah lapang, di depan stasiun kereta api atau di ruang-ruang terbuka tempat orang banyak berkumpul.
Di tengah-tengah ruang terbuka, penyelenggara mendirikan panggung yang disebut Yagura untuk penyanyi dan pemain musik yang mengiringi Bon Odori. Penyelenggara juga sering mengundang pasar kaget untuk menciptakan keramaian agar penduduk yang tinggal di sekitarnya mau datang. Bon Odori juga sering digunakan sebagai sarana reuni dengan orang-orang sekampung halaman yang pergi merantau dan pulang ke kampung untuk merayakan Obon.
Belakangan ini, jam pelaksanaan Bon Odori di beberapa tempat yang berdekatan sering diatur agar tidak bentrok dan perebutan pengunjung bisa dihindari. Penyelenggara Bon Odori di kota-kota sering mendapat kesulitan mendapat pengunjung karena penduduk yang tinggal di sekitarnya banyak yang sedang pulang kampung. Ada juga penyelenggara yang sama sekali tidak menyebut acaranya sebagai Bon Odori agar tidak dikait-kaitkan dengan acara keagamaan... | |
| | | kiba otaku
Jumlah posting : 46 Points : 50 Reputation : 0 Join date : 08.07.09 Age : 34 Lokasi : Zimbabwe
| Subyek: Kabuki 29/7/2009, 00:16 | |
| KABUKI
Kabuki adalah seni teater tradisional khas Jepang. Aktor kabuki terkenal dengan kostum mewah dan tata rias wajah yang mencolok.
Kementerian Pendidikan Jepang menetapkan kabuki sebagai warisan agung budaya nonbendawi. UNESCO juga telah menetapkan kabuki sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia.
Secara garis besar ada 2 jenis pertunjukan Kabuki-kyogen dari semua karya yang dihasilkan di zaman Edo dan sekarang masih dipentaskan. Kelompok pertama Kabuki-kyogen disebut Maruhon mono yang mengadaptasi sebagian besar cerita dari cerita Ningyo Jōruri (Bunraku). Kelompok kedua disebut Kabuki kreasi baru. Kabuki Maruhon mono juga dikenal sebagai Gidayu-kyōgen, tapi Gidayu-kyōgen tidak selalu sama dengan Maruhon mono. Pada Gidayu-kyōgen, aktor kabuki membawakan dialog sementara dari atas mawaributai (panggung yang bisa berputar, dari arah penonton terletak di sisi kanan panggung) penyanyi yang disebut Tayu bernyanyi sambil diiringi pemain shamisen yang memainkan musik Gidayu-bushi. Pada Ningyo Jōruri yang semua penjelasan cerita dan dialog dinyanyikan oleh Tayu. Pada kabuki kreasi baru, musik pengiring dimainkan dari Geza (tempat atau ruang untuk pemusik yang dari arah penonton terletak di sisi kiri panggung).
Cerita kabuki yang berasal dari didramatisasi kisah sejarah disebut Jidaimono. Cerita kabuki dengan kisah berlatar belakang kehidupan masyarakat disebut Sewamono. Selain itu, penulis cerita kabuki juga senang menggunakan istilah sekai (dunia) sebagai kerangka dasar cerita, misalnya karya kabuki berjudul Taiheiki no sekai (太平記の世界 ,Dunia Taiheiki?), Heike monogatari no sekai (平家物語の世界 ,Dunia Kisah klan Heike?), Sogamono no sekai (曾我物の世界 ,Dunia Sogamono?), atau Sumidagawamono no sekai (隅田川物の世界 ,Dunia Sumidagawamono?). Penonton biasanya sudah tahu jalan cerita dan akrab dengan tokoh-tokoh yang tampil dalam cerita. Penonton hanya ingin menikmati jalan cerita seperti yang dikisahkan penulis cerita kabuki.
Di zaman Edo, pementasan Kabuki-kyogen perlu mendapat izin dari instansi yang berwenang. Keshogunan Edo biasanya mengizinkan sebagian besar pementasan yang diadakan sejak matahari terbit hingga sebelum matahari terbenam asalkan materi pementasan tidak melanggar peraturan yang sudah ditetapkan. Pementasan yang dilakukan malam hari sesudah matahari terbenam tidak diizinkan. Alasannya pertunjukan kabuki banyak diminati orang dan pemerintah kuatir kerumunan orang dapat melakukan kegiatan melawan pemerintah. Pertunjukan kabuki pada masa itu memerlukan waktu istirahat yang lama, antara lain untuk mengganti set panggung. Bagi penonton yang datang menyaksikan kabuki, menonton kabuki perlu sehari penuh dan merupakan satu-satunya kegiatan yang bisa dilakukan pada hari itu.
Sebagian penonton menyukai Jidaimono sedangkan sebagian lagi menyukai Sewamono, sehingga kabuki dalam pementasannya dituntut untuk bisa memuaskan selera semua kalangan penonton. Dalam usaha memuaskan selera penonton, pada pementasan kabuki sering dipertunjukkan dua cerita sekaligus, Jidaimono dan Sewamono yang dipisahkan dengan waktu istirahat. Pementasan dengan jalan cerita yang campur aduk juga tidak sedikit asalkan penonton senang. Ada juga pementasan yang bagaikan bunga rampai dari berbagai cerita dan hanya mengambil bagian-bagian cerita yang disukai penonton saja. Pertunjukan seperti ini disebut Midori-kyōgen (konon berasal dari kata Yoridori midori yang dalam bahasa Jepang berarti serbaneka atau aneka ragam). Sebaliknya kyogen yang mementaskan keseluruhan cerita secara lengkap disebut Tōshi-kyōgen. | |
| | | Chanchan
Jumlah posting : 24 Points : 26 Reputation : 0 Join date : 28.06.09 Lokasi : kenary society
| Subyek: Re: Japan Info 10/10/2009, 09:54 | |
| KIMONO Yang ngaku suka dengan Jepang pasti tau yang namanya kimono.
Kimono adalah pakaian tradisional negara Jepang untuk pria dan wanita yang sudah ada sejak jaman dahulu kala. Baru pada jaman Edo, kimono mengalami perubahan yang sampai sekarang masih dipertahankan, yaitu lengan kimono yang sedikit lebih panjang bagi wanita yang belum menikah dan obi (sabuk lebar untuk mengencangkan kimono) yang semakin besar.
Kimono berasal dari kata Ki yang berarti mengenakan, dan Mono yang berarti pakaian. Jadi arti kimono adalah mengenakan pakaian. Gampang juga ya?
Tapi kalo soal harga dan cara bikinnya, kimono gak ada gampangnya. Kimono yang berbahan dasar sutra bisa dihargai Rp 50 juta keatas, bahkan ada yang sampai Rp 300 juta untuk satu set lengkap bersama obi, geta (sendal khusus kimono) dan aksesoris lainnya. Cara memakainya pun tidak sembarangan dan ada namanya sendiri, yaitu Kitsuke.
Makanya jangan heran kalo orang-orang Jepang sendiri gak sanggup beli kimono sutra. Biasanya para orangtua-lah yang mewariskan kimono sutranya. Hanya para pejabat, artis, pesumo tingkat satu dan keluarga kerajaan yang sanggup gonta-ganti kimono sutra.
Lalu bagaimana bisa banyak orang Jepang pake kimono?
Untuk pesta pernikahan, mereka memang sewa kimono sutra perhari, tapi untuk pesta-pesta nonformal seperti festival kembang api dan pesta tahun baru, mereka membeli dan memakai yukata.
Singkatnya, yukata adalah kimono yang bersifat kasual, lebih santai dan lebih sederhana. Yukata mengandung arti pakaian mandi, karena pada awalnya yukata hanya dipakai pada waktu sebelum dan sesudah mandi.
Tapi sekarang pemakaian yukata tidak terbatas. Kapan saja boleh dipakai. Di musim panas akan lebih banyak lagi orang yang memakai yukata karena mereka merasa sejuk.
Banyak orang tidak tahu kalau kimono itu banyak jenisnya, sesuai dengan tingkat formalitas dan status pemakainya.
Uchikake adalah kimono formal yang berwarna berwarna putih atau merah terang yang dipakai oleh sang pengantin di hari pernikahannya.
Kurotomesode adalah kimono formal berwarna hitam yang dipakai oleh para orangtua di hari pernikahan anaknya.
Furisode adalah kimono yang dipakai oleh wanita yang belum menikah di acara-acara formal dan Seijin shiki , upacara tradisional untuk merayakan sang remaja perempuan yang beranjak dewasa.
Irotomesode adalah kimono semiformal yang dipakai oleh wanita yang telah menikah untuk menghadiri upacara pernikahan keluarganya.
Homongi, Tsukesage dan Edo Komon0 adalah kimono-kimono semiformal yang boleh dipakai oleh wanita yang telah menikah maupun yang belum menikah untuk menghadiri acara-acara formal dan semiformal.
Maiko Hikizuri atau Susohiki adalah kimono-kimono yang dipakai khusus oleh para geisha dan maiko.
Iromuji adalah kimono yang dipakai untuk upacara minum teh.
Dan yang terakhir adalah Yukata.
Umumnya yukata berbahan dasar katun dan dibikin dengan mesin pabrik, lain dengan kimono sutra yang dijahit sepenuhnya oleh tangan-tangan ahli. Karena itu harga yukata pun jauh berbeda dengan kimono sutra dan terjangkau oleh semua orang. | |
| | | Yotsuba~! moderator
Jumlah posting : 204 Points : 268 Reputation : 1 Join date : 20.06.09 Age : 34 Lokasi : Bogor
| Subyek: Re: Japan Info 10/10/2009, 10:00 | |
| berjuta..juta gituuuuu.... ada gak ya yang mau bikinin taw bliin kimono wat w.... pantesan kemaren minta beliin kimono ma om w,dia blang,"ntar kalo dah jadi pejabat tinggi yahhh"hakhak | |
| | | Chanchan
Jumlah posting : 24 Points : 26 Reputation : 0 Join date : 28.06.09 Lokasi : kenary society
| Subyek: Re: Japan Info 17/10/2009, 15:24 | |
| @ yotsuuuuuu... hahahahaha.............. bener banget, mending qta bikin ndiria aja yakk..!@!! | |
| | | Sponsored content
| Subyek: Re: Japan Info | |
| |
| | | | Japan Info | |
|
Similar topics | |
|
| Permissions in this forum: | Anda tidak dapat menjawab topik
| |
| |
| |
|